Berdasarkan data yang ada, jumlah penduduk di wilayah Jabodetabek akan mencapai 16 juta jiwa. Jika 40% atau sekitar 6 juta diantaranya adalah laki-laki, hal inilah yang membuat Jacub memiliki ide untuk membuat barbershop atau salon khusus untuk pria, karena ia melihat celah potensi market luar biasa yang belum digarap dengan baik disana. Selain membangun bisnis barbershopnya, Jakub sekaligus juga membuka kemitraan dengan sistem kekeluargaan, dimana kedua belah pihak akan merasa diuntungkan.
Berbeda dengan salon yang rata-rata memiliki pengunjung kebanyakan adalah para perempuan dan suka menghabiskan waktu untuk melakukan segala perawatan tubuh dan rambut. Di barbershop justru kaum pria risih jika berlama-lama, umumnya mereka hanya akan potong rambut, sesudah itu mereka akan langsung pergi. Kendati begitu pelayanan di barbershop beda dengan tukang potong jalanan. Dimana anda akan disambut para hairstylist dengan ramah dan tempat yang terjamin kebersihannya.
Saat membuka pertama kali barbershopnya, Jakub mengamati para mahasiswa yang kuliah di Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat. Jakub dengan seksama melihat aneka jenis rambut yang dimiliki para mahasiswa disana. Ternyata, menurut Jakub rata-rata model rambut yang mereka sukai satu sama lain tak jauh beda. Dari situ, Ia kemudian memberanikan diri menyewa sebuah kios di Meruya, Jakarta Barat tepatnya pada Desember 2007, dan membuka barbershop yang dia namakan dengan Lanang Barbershop.
Setelah berdiri, Jakub tak puas begitu saja. Jakub ingin menjadikan Lanang Barber Shop sebagai salon untuk kaum adam yang memiliki kebersihan yang bagus, Ia ingin menjadikan aspek kebersihan di barber shop nya sebagai ciri khas Lanang Barber Shop yang tidak dimiliki oleh barber shop lain. Umumnya, jika di tempat potong rambut setelah melakukan cutting, sisa rambut pelanggan akan dibersihkan dengan disapu, di lanang barber shop sisa rambut customer akan di vakum agar benar- benar bersih.
Usaha yang dibangun oleh Jakub dengan modal Rp 60 – 70 Juta ini, ternyata banyak diminati oleh banyak investor. Hal ini terbukti, pada bulan keempat, Lanang Barber Shop membuka cabang di Jelambar, yang disusul dengan tiga cabang lagi yang semuanya tersebar di Jakarta Barat. Dan setelah membuka cabang kelima, Jakub kemudian membuka kemitraan Lanang Barber Shop bagi masyarakat umum yang tertarik berbisnis di bidang ini.
Jakub menawarkan kemitraan dengan nilai investasi sebesar Rp 50 –60 juta, dan nilai ini bisa berkurang menjadi Rp 40 juta, jika Anda sudah memiliki lahan sendiri. Rp 5 juta akan digunakan sebagai set up bisnis, serta pengadaan dan pelatihan tenaga kerja yang cukup dibayarkan sekali. Sedangkan Rp 35 juta untuk biaya renovasi dan lain-lain. Lanang Barber Shop akan mulai menarik royalty 10% dari omset kotor per bulan pada bulan keempat. Jakub mengakui jika pada bulan pertama hingga ketiga, bisnis ini masih dalam proses merangkak.
Break event point atau diperkirakan modal akan balik pada bulan ke 12 hingga 14. Namun hal ini dengan pertimbangan jika outlet tersebut mampu memotong rata-rata 670 kepala per bulan dengan ongkos Rp 15 ribu per kepala. Selain harga tersebut, Yakub juga memiliki harga lain seperti Rp 20 – 25 ribu perkepala.
Keuntungan menjadi investor di Lanang Barber Shop, pertama adalah resiko yang diterima kecil. Jika hari ini sepi, besok bisa dipastikan akan ramai oleh pengunjung. Selain itu juga low waste, atau tidak ada investasi yang terbuang, kecuali biaya sewa tempat dan itu pun jika tempatnya masih menyewa. Kedua, sistem yang dipakai pun simple, karena kedua belah pihak akan sama-sama diuntungkan.
Yang jelas, prospek untuk bisnis ini masih sangat bagus karena dengan modal memberi layanan yang memuaskan dijamin pelanggan akan kembali lagi.
Sumber : http://wartawirausaha.com
No comments:
Post a Comment