BARBERSHOP ACADEMY Indonesia, Yogyakarta

Sunday, June 1, 2014

REVIEW: Ingin Berbisnis Salon Pria? Simak Tawaran Kemitraan King's Cut Barbershop


Bisnis.com, JAKARTA -- Kegiatan mengunjungi salon tidak lagi terbatas hanya untuk kaum hawa. Belakangan ini para pria pun semakin gemar mengunjungi salon dan melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan grooming untuk membuat penampilan mereka menjadi lebih menarik.

Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan pria saat mengunjungi salon adalah memangkas dan menata model rambut. Kondisi tersebut membuat salon khusus pria atau barbershop semakin menjamur.

Permintaan yang tinggi membuat banyak pelaku usaha baru di bidang barbershop terus bermunculan. Di sisi lain, banyak juga para pelaku usaha yang mengembangkan usahanya dengan sistem kemitraan atau waralaba.

Salah satu tawaran kemitraan bisnis barbershop datang dari King’s Cut The Family Barbershop. Sesuai namanya, usaha salon pria yang dimiliki Bayu Hatmo Purwoko ini mengusung positioning sebagai one stop family service untuk kebutuhan keluarga.

King’s Cut The Family Barbershop mulai dirintis Bayu sejak tahun 2010 akhir dan mulai resmi beroperasi pada awal 2011.

Adapun segmen pasar yang dibidik yakni konsumen dari kalangan ekonomi menengah, baik middle low, middle middle hingga middle up.

“Kami menawarkan kelebihan sebagai barbershop untuk family, di mana saat ayahnya pangkas rambut atau cukur, anggota keluarganya seperti anak, istri atau kakek dan nenek juga dapat melakukan treatment lain seperti pijat refleksi atau creambath,” jelasnya.

Strategi tersebut diambilnya agar mampu bersaing di tengah menjamurnya penyedia jasa barbershop saat ini.

Terbukti, hingga saat ini King’s Cut telah memiliki sekitar 700 member yang biasanya datang dengan dua hingga tiga anggota keluarganya.

Dalam empat tahun masa operasi, jumlah gerai King’s Cut terus berkembang dan saat ini telah ada di tiga lokasi yang semuanya berada di Tangerang.

Dua di antaranya merupakan cabang sendiri dan sisanya cabang yang dimiliki oleh investor tetapi dioperasikan oleh manajemen pusat.

Bayu menyebutkan dia tidak mau gegabah dalam menjalin kemitraan. Padahal, dia mengaku sudah ada puluhan permintaan dari pihak-pihak yang tertarik untuk bergabung menjadi mitra King’s Cut.

“Saya belum menawarkan waralaba karena masih mengurus HAKI dan itu perlu waktu. Selain itu saya juga tidak asal ambil mitra sebab saya harus melihat keseriusan calon mitra,” tuturnya.

Pria 36 tahun yang juga karyawan senior di BUMN Bidang Kebandarudaraan ini menawarkan dua paket kemitraan, yakni paket investasi Rp60 juta dan paket investasi Rp75 juta. Perbedaan keduanya yakni dalam kuota stylist.

Untuk paket Rp60 juta, mitra mendapatkan dua orang stylist, sementara untuk paket Rp75 juta mitra mendapat tiga orang stylist sebagai tenaga kerja di salonnya.

Dalam kedua paket kemitraan tersebut semua perlengkapan dan bahan baku awal disediakan oleh manajemen pusat. Adapun operasional salon dilakukan oleh mitra.

Selain itu, dia juga menyediakan model investasi, di mana pengoperasian barbershop dilakukan oleh manajemen pusat sementara mitra hanya berperan sebagai investor.

Dari perhitungan Bayu, mitra dapat balik modal paling cepat sekitar 6-7 bulan dan maksimal dalam 19 bulan.

Hal ini jika diasumsikan jumlah pengunjung di tiap gerai minimal 25 orang dengan rata-rata menghabiskan sekitar Rp50.000 per orang untuk treatment pangkas rambut dan keramas.

Omzet dari barbershop juga ditunjang dengan adanya penjualan produk berupa pomade yang diproduksi King’s Cut The Family Barbershop. Pomade premium ini dibanderol harga Rp130.000.

“Pembagian keuntungan untuk model investasi yakni sekitar 10% untuk management fee. Adapun untuk sistem kemitraan, semua keuntungan menjadi milik mitra sebab kami tidak membebankan royalty fee,” jelasnya.

No comments:

Post a Comment